Bijaksana Bukan Berarti Banyak Bicara
Kebijaksanaan seseorang akan tampak dari tutur kata dan perilakunya. Kebijaksaan itu akan mulai tampak ketika seorang manusia telah memasuki masa pendewasaan. Pendewasaan dalam artian keseluruhan, baik fisik maupun kejiwaan. Mental yang terbentuk serta siap menghadapi berbagai gangguan hidup menjadi factor penentu timbulnya sikap bijak.
Setiap lingkungan social masyarakat terdapat perbedaan pandangan mengenai sikap bijak seseorang. Dikalangan akademisi sendiri terkadang parameter kebijaksanaan seseorang dilihat dari tingginya tingkat pendidikan yang diraihnya. Dikehidupan beragama akan lebih memandang kebijaksanaan seseorang ketika mempunyai ilmu agama yang tinggi, dan lain sebagainya.
Pandai beretorikan bukan merupakan satu-satunya poin penilaian terhadan kebijaksanaan seseorang. Perlu beberapa penilaian lebih lanjut untuk mengetahui sikap bijaknya. Bisa dari penampilan maupun tingkah lakunya. Tetapi yang menjadi acuan penilain utama adalah tingkat keilmuaanya. Bukan berarti tingkat pendidikannya yang tinggi, tetapi kapahamannya terhadap suatu disiplin ilmu.
Pendidikan tinggi bukan jaminan seseorang mampu mengusai disiplin ilmu. Tergantung orientasi tiap individu ketika menjalani proses transfer keilmuan di bangku pendidikan. Lebih mementingkan nilai yang tinggi saja atau kepahamannya tentang apa yang dipelajari. Dari sikap ini akan memunculkan sikap bijak seseorang ketika dihadapkan oleh permasalahan kehidupan. Ilmu yang telah dipelajari akan berujung pada kemanfaatannya setelah terimplementasi dalam kehidupan. Tinggal bagaimana masyarakat menilainya apakah orang berpendidikan itu dapat menjadi manusia bijak atau tidak.
Selain melalui jalur pendidikan, sikap bijak seseorang dapat muncul melalui tempaan lingkungan. Seseorang mempunyai sikap adaptif terhadap lingkungannya. Sikap adaptif itu akan muncul ketika seseorang telah mengalami asin-manisnya kehidupan. Perbedaan orang yang ahli dalam bidangnya adalah pengalamannya. Sang professor ahli ikan akan lebih mencari ikan ditengah lautan dibandingkan dengan para nelayan yang sudah puluhan tahun melaut. Dari penyikapan terhadap lingkungan sekitar sedikit demi sedikit sikap bijak akan muncul dalam diri seseorang.
Sikap bijak seseorang tentu saja harus mengandung dua pengertian ini, berani berucap berani juga berbuat. Bukan seperti pepatah jawa “Gampang ujar ora esoh nglakoni alias jarkoni” , mudah ngomong tetapi tidak bisa melakakukan. Dari situ penilaian masyarakat akan kebijaksanaan seseorang dapat diartikan.
Posting Komentar untuk "Bijaksana Bukan Berarti Banyak Bicara"