Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bakteri Pada Dispepsia Penyebab Gastritis dan Tukak Lambung

         

Seringkali penyakit dispepsia dan gastointestinal dihubungkan dengan gaya hidup, pola makan, dan stress. Namun, kebanyakan penyebab utama penyakit-penyakit dispepsia merupakan infeksi bakteri. Dispepsia merupakan kumpulan gejala klinis yang terdiri dari rasa sakit, nyeri, dan panas di perut bagian atas yang seringkali kambuh dan menyebabkan rasa nyeri dan panas pada ulu hati. Dispepsia organik merujuk pada dispepsia yang disebabkan oleh kelainan organik (akibat kelebihan asam lambung), di antaranya gastritis dan tukak lambung.

Gastritis, radang selaput perut, memiliki tiga penyebab utama; konsumsi alkohol yang berlebihan yang dapat mengikis lapisan lendir pelindung lambung dan meningkatkan sekresi asam klorida, konsumsi obat anti-inflamasi seperti aspirin atau ibuprofen dalam dosis berlebih karena obat-obatan ini mengurangi kemampuan produksi prostaglandin pada lambung, yang merupakan salah satu mekanisme lambung dalam pertahanan terhadap asam klorida, dan penyebab ketiga adalah infeksi bakteri pada lapisan perut yang dapat berkembang menjadi ulkus. Berbagai studi menunjukkan dalam 82% kasus gastritis akut terdapat bakteri dalam saluran pencernaan, sementara 18% sisanya tidak.

Tukak lambung adalah luka berbentuk bulatan pada dinding lambung bagian bawah atau pada duodenum akibat terpapar oleh asam lambung dan getah pencernaan. Tukak lambung dapat terjadi apabila mekanisme pertahanan yang melindungi lambung dan duodenum menurun, misalnya jika terjadi perubahan jumlah lendir (mukosa) pada dinding lambung yang dihasilkan. Penyebab utama menurunnya mekanisme pertahanan ini yaitu adanya infeksi bakteri. 

Ditemukan oleh peraih nobel bidang kedokteran asal Australia, J. Robin Warren dan Barry J. Marshall pada tahun 2005, terungkap bahwa penyebab penyakit tukak lambung dan gastritis akut yaitu adanya infeksi bakteri Helicobacter pylori. Pengembangan penelitian terhadap Helicobacter pylori telah banyak dilakukan oleh bidang kedokteran spesialisasi gastroenterologi. Bakteri ini menginfeksi lebih dari 50% populasi di dunia, kebanyakan di negara-negara berkembang dengan tingkat sanitasi yang buruk. Helicobacter pylori menyebar melalui makanan yang kurang higienis, dapat pula berpindah dari individu ke individu.

Mekanisme infeksi Helicobacter pylori yaitu dengan memproduksi protein virulen VacA dan CagA yang dapat menghancurkan keutuhan sel-sel dinding lambung melalui berbagai cara, di antaranya mengubah fungsi endolisosom, peningkatan permeabilitas parasel, pembentukan pori dalam membran plasma, atau apoptosis sel.

Diagnosis oleh dokter biasanya dilakukan endoskopi dengan memasukkan tabung kecil tipis dilengkapi kamera di ujungnya, melalui esofagus masuk ke dalam lambung. Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian antasida untuk gastritis dan tukak lambung ringan, yang dapat menurunkan produksi asam lambung, atau jika tingkatnya lebih tinggi dengan pemberian proton pump inhibitor (PPI). Antibiotik diberikan dalam kasus tukak lambung yang lebih serius, untuk menyembuhkan infeksi bakteri pada dinding lambung atau duodenum.


Sumber & Referensi:

  • Genta, R.M. & A. Sonnenberg. 2015. Helicobacter-negative Gastritis: A Distinct Entity Unrelated to Helicobacter pylori Infection. Journal of Alimentary Pharmacology & Therapeutics, 41(2): 218-226.
  • Sacca, S. C., Aldo V., Alessandra P., & Alberto I. 2014. Helicobacter pylori Infection and Eye Disease: A Systematic Review. Journal of Medicine (Baltimore), 93(28).
  • Noche, C. D., O. Njajou, & F. X. Etoa. 2016. No Association Between CagA- and VacA-Positive Strains of Helicobacter pylori and Primary Open-Angle Glaucoma: A Case-Control Study. Journal of Ophthalmology and Eye Diseases, 8: 1-4.

Penulis:

Muthia Syarifah A
Fakultas Biolog
Universitas Jenderal Soedirman

Posting Komentar untuk "Bakteri Pada Dispepsia Penyebab Gastritis dan Tukak Lambung"