Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menyikapi Berita Hamil di Kolam Renang Secara Ilmiah



Beberapa hari lalu publik dihebohkan dengan beredarnya video pernyataan dari Ibu Sitti Hikmawatty selaku komisioner KPAI yang mengatakan bahwa berenang dengan lawan jenis dapat menyebabkan kehamilan pada wanita. Beliau juga mengatakan bahwa ketika seorang pria terangsang dan mengejakulasikan cairan sperma yang kuat ke dalam air maka akan dapat membuahi sel telur (ovum) wanita walaupun tanpa penetrasi. Beliau juga menambahkan bahwa apalagi wanita yang dalam kondisi subur memungkinkan terjadinya pembuahaan (Video Twitter). 

Pernyataan ini sempat viral dan menjadi trending dibeberapa platform media sosial seperti Whatsapp dan Twitter. Banyak yang merespon ketidaksesuaian pernyataan ini dan tidak sedikit pula yang mengomentari dengan kalimat negatif karena tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Akhirnya Ibu Sitti Hikmawatty memberikan klarifikasi dan meminta maaf kepada publik bahwa statement yang disampaikan adalah tidak tepat dan merupakan statement pribadi bukan dari KPAI. Beliau juga memohon untuk tidak lagi menyebarluaskan stement-nya atau meviralkan (detik.com).

Melihat dari pernyataan yang disampaikan sebelumnya bahwa seorang wanita dapat hamil karena proses ketidaksengajaan, atau dalam artian tidak terjadinya hubungan badan atau kopulasi dalam istilah ilmu Biologi sangat sulit terjadi. Para ahli juga menyatakan hal ini tidak mungkin terjadi dan belum ada pembuktian secara ilmiah (Kumparan). Walaupun seorang pria mempunyai sel sperma yang sifatnya kuat dan seorang wanita sedang dalam puncak kesuburan, hal ini tidak secara langsung menyebabkan terjadinya pebuahan apabila tidak dimediasi. Media pembuahan dapat melalui kopulasi secara alamiah atau secara artifisial menggunakan alat medis seperti yang dilakukan dalam metode bayi tabung (inseminasi buatan). Apabila hal tersebut tidak ada mustahil akan terjadinya pembuahan dan kehamilan.    

Secara alami manusia merupakan tipe reproduksi internal. Dimana pertemuan antara sel kelamin jantan (sperma) dan betina (ovum) terjadi di dalam tubuh. Sel sperma yang diejakulasikan harus menjangkau ovum untuk melakukan pembuahan. Sel sperma ketika membuahi ovum dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi sel sperma adalah viabilitas dan mobilitas. Viabilitas dan motilitas yang tinggi meningkatkan peluang terjadinya pembuahan pada ovum. Viabilitas yang dimaksud adalah daya tahan untuk hidup beberapa waktu hingga mencapai ovum. Sedangkan motilitas adalah pergerakan sel sperma untuk menuju ovum. Sedangkan faktor eksternal yang berpengaruh adalah suhu, tingkat keasaman organ kewanitaan dan kondisi cairan semen.

Banyak rintangan yang harus dihadapi oleh sel sperma dalam pembuahan normal. Suhu yang tinggi atau rendah menyebabkan sel sperma tidak aktif atau bahkan mati. Kondisi lingkungan yang asam pada organ reproduksi wanita juga secara cepat membunuh sel sperma. Selain itu cairan semen yang membungkus sel sperma juga berfungsi menjaga agar sel sperma tidak dehidrasi dan juga memberikan nutrisi bagi sel sperma untuk bergergrak (motil). Hal ini menjadi dasar bahwa dalam pembuahan normal banyak faktor yang dapat menurunkan daya pembuahan sel sperma terhadap ovum. Apabila dibandingkan dengan pembuahan melalui media air kolam, maka akan lebih besar peluang ketidakmungkinan terjadinya pembuahan. Dimana air kolam renang biasanya banyak mengandung klorin atau zat lainnya, yang dapat membunuh sel sperma. Terlebih semen yang melindungi sel sperma akan terlarut di dalam air dan menyebabkan sel sperma lebih mudah dehidrasi, sehingga cepat mati. 

      
Referensi:

https://twitter.com/i/status/1231489848864698373

https://news.detik.com/berita/d-4910892/komisioner-kpai-sitti-hikmawatty-minta-maaf-soal-hamil-di-kolam-renang



Penulis:
Rifqi Aulia Akbar


Posting Komentar untuk "Menyikapi Berita Hamil di Kolam Renang Secara Ilmiah"