Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perjalanan Pena 07 - Konsep Spesies



Bangku tua-usang bercoret nama-nama mahasiswa dan tulisan-tulisan "slank" ambigu menghiasi kelas pagi ini. Kaki bangku yang terbuat dari besi akan nyaring bunyinya ketika digeser dengan kasar. Itu yang membuat ku terbangun dari fast-sleep sebelum kelas dimulai.

Pagi ini memang cukup kacau. Pagi-pagi diharuskan untuk datang ke kampus untuk kegiatan "apel pagi" dan persiapan praktikum. Ya, memang beberapa bulan lalu aku resmi menjadi seorang asisten praktikum di salah satu laboratorium milik fakultas.

Seperti seharusnya, perkerjaan asisten praktikum ya kalau tidak rapat, menyiapkan peralatan dan mendampingi saat praktikum. Seharusnya sih cukup simple, tetapi karena ini adalah praktikum mata kuliah spesial dengan orang-orang yang spesial maka perlakuannya pun juga harus spesial. Hampir rutinitas di laboratorium, mengalahkan rutinitas makan di warung Bu Yuni. 7 x 24 jam selalu aktif dan tepat waktu. Itu motto kami.

"kreekkkk". Pintu tua depan kelas seperti ada yang membuka dari lur. Dan benar saja itu adalah dosen pengampu yang akan memasuki ruangan untuk mengajar mata kuliah pagi ini.

"Selamat pagi, selamat berjumpa kembali, semoga dalam keadaan sehat selalu". Sapa dosen muda dengan senyumnya yang menawan.

"Oke, hari ini kita akan bicara mengenai konsep spesies. Silahkan disimak baik-baik penjelasan yang akan Saya berikan". Sang dosen mulai memberi opening materi. Semua nampaknya terdiam dan menggangguk-angguk pelan layaknya setuju dan siap untuk menyimak materi.

Lima menit berlalu, semuanya aman terkendali. Tidak ada aktifitas mencurigakan dari semua mahasiswa. Sepuluh menit berlalu, nampak ada yang sudah mulai gelisah dan mengubah-ubah posisi tempat duduk. Lima belas menit kemudian, sudah ada beberapa yang mengalihkan fokus ke benda-benda sekitar. Menggigit pulpen, bolak-balik buku, garuk-garuk rambut, bahkan garuk-garuk pantat. Tiga puluh menit berselang, tampak beberapa mahasiswa yang duduk di pojok belakang sudah kehilangan kesadaran alias tertidur.

Aku juga yang sedari awal sudah menanggung kantuk karena kurang tidur, akhirnya mencuri-curi tidur di tengah penjelasan materi. Sesekali aku terbangun karena teman sebelah mau ijin keluar ke kamar mandi. Tidak bisa dihindari senggolan antar kaki yang membuat harus terjaga lagi.

Saat kaget dan bangun, saat itu juga dosen menjelaskan tentang konsep spesies. 

"Makhluk hidup dikatakan se-jenis atau satu spesies apabila mampu melakukan reproduksi dan menghasilkan keturunan yang bugar dan fertil. Fertil artinya subur dan dapat meneruskan keturunan berikutnya".

 Mata sembari tadi yang sayu dan lengket, perlahan-lahan mulai terbuka. Fikiran yang melayang, sepersekian detik kemabali ke tubuh asli. Terheran-heran dengan kalimat yang baru saja dosen sampaikan.

"Kalau semisal manusia dengan manusia yang lain tidak bisa mendapat keturunan apakah mereka tidak satu spesies"? Pertanyaan konyol yang begitu saja terpikir dikala "nyawa" sedang mulai terkumpul.

Dosen kembali menyampaikan, "walaupun suatu makhluk makhluk hidup serupa, namun jika bukan dalam satu spesies akan mustahil terjadi perkawinan. Dan jika terjadi perkawinan oleh suatu hal, maka keturunan yang dihasilkan akan bersifat infertil atau steril. Dan terkadang tidak akan bertahan lama dan mati".

"Oh, jadi seperti itu maksudnya". Gumam ku dalam hati. Jadi  manusia yang tidak mempunyai keturunan, bukan berarti berbeda spesies. Karena mereka bisa "kawin". Mungkin karena faktor lain yang berpengaruh.

"Spesies dalam keadaan alami atau buatan dapat mengalami Spesiasi". Lanjut dosen menerangkan.

Beberapa audien menoleh ke arah dosen untuk menunggu lanjutan penjelasan.

"Spesiasi adalah peristiwa pembentukan spesies baru akibat pengaruh lingkungan yang menyebabkan terjadinya evolusi". Kata dosen sambil menunjukkan gambar peristiwa spesiasi pada slide presentasi.

Aku dan mahasiswa lainnya manggut-manggut mendengar penjelasan singkat dari dosen.

"Sebentar, jadi apakah diantara manusia sekarang sudah terjadi spesiasi . . . ?"



-Bersambung-

Posting Komentar untuk "Perjalanan Pena 07 - Konsep Spesies"