Struktur dan Fungsi Jaringan Hewan - Materi Biologi Kelas 11 SLTA/SMA/MA

 

Hewan adalah organisme multiseluler yang tubuhnya terdiri dari bermacam sel dan jaringan. Jaringan pada tubuh hewan dibentuk dari kumpulan sel yang memiliki struktur dan fungsi sama. Jaringan tubuh yang terdapat pada hewan Vertebrata adalah berupa jaringan epitel, jaringan ikat (jaringan penyambung), jaringan otot, dan jaringan saraf

{tocify} $title={Daftar isi}

A. Jaringan Epitel

Jaringan epitel adalah jaringan berupa membran atau berupa kelenjar yang menutupi permukaan organ dalam tubuh. Membran epitel tersusun dari sel-sel yang melapisi permukaan luar dalam suatu rongga.

1. Ciri-ciri jaringan epitel

  1. Terdiri atas sel-sel yang bersisi, bersudut banyak (poligonal) dan terkadang bentuknya tidak teratur. 
  2. Sel-sel tersusun rapat tanpa atau sedikit substansi interseluler. 
  3. Sel epitel memiliki daya regenerasi yang tinggi untuk menggantikan sel-sel epitel yang telah rusak. 
  4. Beberapa jenis jaringan epitel memiliki tonjolan yang disebut mikrovili. 
  5. Tidak mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfa sehingga nutrisi diperoleh secara difusi dari cairan jaringan ikat di bawahnya.
 

2. Fungsi jaringan epitel

  1. Untuk melindungi jaringan di bawahnya dari dehidrasi atau pengaruh agen kimiawi maupun biologi. 
  2. Transpor zat-zat antar jaringan atau rongga yang dipisahkan. 
  3. Absorpsi (penyerapan sari makanan), misalnya pada epitel usus halus.
  4. Sekresi, menghasilkan zat atau enzim dari epitel membran maupun kelenjar. 
  5. Ekskresi, membuang sisa-sisa metabolisme air, CO2, dan garam-garam tertentu.
  6. Eksteroreseptor, menerima stimulus dari lingkungan melalui cabang-cabang terminal serat saraf halus yang terdapat di dalam jaringan ikat dapat menembus membran basal dan menyusup di antara sel-sel epitel.
  7. Membantu respirasi, misalnya pada hewan yang hidup di air.

                      3. Pengelompokan Jaringan Epitel

                      Jaringan epitel pada tubuh hewan dapat dibedakan menjadi lima jenis berdasarkan bentuk selnya, yaitu jaringan epitel pipih, kubus (kuboid), silindris, transisional, dan kelenjar. 


                      Jaringan Epitel pada Hewan dan Manusia



                      a. Jaringan Epitel Pipih 

                      Epitel pipih berbentuk sangat tipis seperti lembaran dan tingginya lebih rendah daripada lebarnya. Jika dilihat dari samping, terlihat melebar di bagian inti selnya. Inti sel tampak seperti cakram. 

                      Berdasarkan susunannya, epitel pipih dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu epitel pipih selapis dan epitel pipih berlapis banyak. 

                      1) Epitel pipih selapis 
                      • Jaringan epitel yang tersusun dari satu lapisan sel-sel.
                      • Semua sel terletak di atas membran basal dan mencapai permukaan. 
                      • Jika dilihat dari permukaannya, tampak seperti lantai ubin dengan batas tepi sel yang tidak teratur. 
                      • Contoh epitel pipih selapis terdapat pada endotelium, mesotelium, lapisan parietal kapsul Bowman dan lengkung Henle pada ginjal, alveolus paru-paru, selaput pada telinga tengah, serta selaput pada telinga dalam. 
                      • Endotelium dan mesotelium berasal dari mesoderm. Endotelium melapisi pembuluh darah dan pembuluh limfa, sedangkan mesotelium melapisi rongga serosa tubuh, misalnya pleura (selaput pembungkus paru-paru), perikardium (selaput pembungkus jantung), dan peritoneum (selaput perut). Jaringan epitel selapis berfungsi dalam proses difusi, osmosis, filtrasi, dan ekskresi. 

                      2) Epitel pipih berlapis banyak 
                      • Epitel pipih berlapis banyak mempunyai membran yang tebal. 
                      • Membran tersebut terdiri atas lebih dari satu lapisan sel-sel yang berbentuk pipih, tetapi pada lapisan sel-sel yang lebih dalam dapat berbentuk kuboid atau silindris. 
                      • Membran yang tebal berfungsi sebagai pelindung dari pengaruh fisik (gesekan, tekanan, dehidrasi), biologi (infeksi bakteri, virus dan jamur), dan kimiawi (zat asam atau basa).
                      • Contohnya jaringan epitel pipih berlapis banyak adalah pada kulit, vagina, rongga mulut, esofagus, anus dan kornea mata.  

                      b. Jaringan Epitel Kubus (Kuboid) 

                      Jaringan epitel kubus tersusun dari sel-sel berbentuk kubus. Jika dilihat dari permukaan, sel-selnya tampak berbentuk seperti heksagonal atau poligonal. Namun, jika dilihat dari samping, tampak seperti kotak atau segi empat pendek dengan inti berbentuk bulat dan berada di tengah sel. 

                      Berdasarkan susunannya, epitel kubus dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu Epitel kubus selapis dan Epitel kubus berlapis banyak.

                      1) Epitel kubus selapis 
                      • Epitel kubus selapis tersusun dari satu lapisan sel berbentuk kubus. 
                      • Epitel kubus selapis berfungsi sebagai pelindung, sekretori, dan absorpsi. 
                      • Epitel kubus selapis  jenis ini banyak ditemukan pada organ kelenjar contohnya pada ginjal (bagian nefron, tubulus kontortus proksimal, dan tubulus kontortus distal), ovarium (bagian permukaan luar dan folikel), kelenjar ludah, tiroid, pankreas, dan lensa mata. 

                      2) Epitel kubus berlapis banyak
                      • Epitel kubus berlapis banyak terdiri atas lebih dari satu lapis sel-sel berbentuk kubus.
                      • Fungsi Epitel kubus berlapis banyak adalah untuk proteksi, absorpsi, dan sekresi. 
                      • Contohnya  Epitel kubus berlapis banyak terdapat pada saluran keluar kelenjar keringat.

                      c. Jaringan Epitel Silindris

                      Jaringan epitel silindris tersusun dari sel-sel berbentuk heksagonal memanjang. 

                      Berdasarkan Susunannya, epitel silindris dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu epitel silindris selapis dan epitel silindris berlapis banyak.

                      1) Epitel silindris selapis 
                      • Epitel silindris selapis tersusun dari satu lapis sel-sel berbentuk silindris. 
                      • Memiliki sel goblet, yaitu sel-sel berbentuk seperti piala yang menghasilkan lendir. 
                      • Fungsi Epitel silindris selapis adalah untuk sekresi dan absorpsi (penyerapan). 
                      • Epitel silindris selapis di permukaan sel-selnya ada yang bersilia dan ada yang tidak bersilia. 
                      • Epitel silindris selapis bersilia contohnya terdapat pada uterus (rahim), tuba uterina (buluh rahim), duktus eferens pada testis, bronkus intrapulmoner, dan kanalis sentralis pada medula spinalis. 
                      • Epitel silindris tidak bersilia, contohnya terdapat pada sebagian besar saluran pencernaan (lambung, usus halus, dan kantong empedu).

                      2) Epitel silindris berlapis banyak 
                      • Epitel silndris berlapis banyak tersusun dari lapisan sel-sel berbentuk silindris pada lapisan permukaannya.
                      • Fungsi Epitel silindris berlapis banyak adalah untuk perlindungan dan sekresi. 
                      • Contoh organ yang mempunyai jaringan Epitel silndris berlapis banyak adalah terdapat pada uretra, laring, trakea, faring, dan kelenjar ludah. 

                      d. Jaringan Epitel Transisional
                      • Disebut Epitel transisional karena dianggap sebagai peralihan antara epitel pipih berlapis banyak (tanpa lapisan zar tanduk) dengan epitel silindris berlapis banyak. 
                      • Fungsi jaringan transisional adalah untuk melindungi permukaan organ dari peregangan saat berubah volumenya.
                      • Epitel transisional terdapat pada bagian-bagian yang mengalami tekanan dari dalam dengan kapasitas yang bervariasi. 
                      • Contohnya, terdapat pada lapisan sistem urinaria (pelvis renalis, ureter, kandung kemih, dan uretra).

                      e. Jaringan Epitel Kelenjar 

                      Epitel kelenjar tersusun dari sekelompok sel sel epitel khusus untuk sekresi zat yang diperlukan dalam proses fisiologi tubuh.

                      Kelenjar yang dikeluarkan dari epitel ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelenjar eksokrin dan endokrin. 

                      1) Kelenjar Eksokrin 
                      • Fungsi kelenjar eksokrin menyalurkan sekretnya ke suatu permukaan tubuh (sekresi eksternal). 
                      • Hasil sekresi sel-sel epitel ini disalurkan melalui sistem saluran menuju ke permukaan tubuh.
                      • Contohnya adalah kelenjar lambung, kelenjar pankreas, kelenjar ludah, dan kelenjar keringat. 

                      2) Kelenjar Endokrin 
                      • Fungsi kelenjar endokrin adalah mengeluarkan sekretnya langsung ke dalam sistem vaskuler darah atau limfa (sekresi internal). 
                      • Kelenjar endokrin disebut juga kelenjar buntu karena tidak memiliki saluran.
                      • Epitel kelenjar endokrin dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe deret-kelompok dan tipe folikel. 
                      • Contohnya adalah kelenjar hipofisis, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar timus, dan kelenjar adrenal. 

                      Jaringan Epitel Kelenjar

                      B. Jaringan Ikat (Penyambung / Pengikat)

                      Pada awal perkembangan embrio, lapisan mesoderm membentuk jaringan mesenkim, selanjutnya mesenkim berkembang menjadi jaringan ikat (jaringan penyambung).

                      1. Fungsi jaringan ikat 

                      • Pengikat dan penyambung antar jaringan, contohnya jaringan ikat tendon yang menghubungkan jaringan tulang dengan jaringan otot.
                      • Penyokong dan pembentuk struktur tubuh, contohnya jaringan ikat tulang.
                      • Penyimpan energi, misalnya jaringan ikat lemak.
                      • Pertahanan tubuh terhadap invasi bibit penyakit, misalnya jaringan ikat darah yang mengandung antibodi dan sel-sel darah putih.
                      • Pelindung suatu organ, yaitu jaringan ikat yang berbentuk selaput, yang membungkus organ-organ tubuh.
                      • Transpor cairan tubuh yang dilakukan oleh jaringan ikat darah dan limpa.

                      Jaringan ikat tersusun dari bahan intersel (matriks) dan sel-sel penyusun jaringan ikat. Jaringan ikat berbeda dengan jaringan epitel karena jaringan ikar banyak mengandung matriks.

                      2. Bagian-Bagian Penyusun Jaringan Ikat

                      1. Matriks Jaringan Ikat
                      • Matriks jaringan ikat terdiri atas substansi intersel amorf (tidak berbentuk) dan substansi intersel fibrosa (serat).
                      • Susbtasnsi intersel amorf merupakan media cair homogen yang berbentuk sol, gel, atau gel kaku.
                      • Substansi intersel fibrosa (serat) berfungsi sebagai penyokong. Serat dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu, serat kolagen, serat retikular dan serat elastin.

                      2. Sel-Sel Penyusun Jaringan Ikat

                      Sel-sel yang menyususn jaringan ikat yaitu fibroblas, makrofag (hitosit), sel lemak (sel adiposa), mast cell (sel tiang), sel plasma, sel pigmen, leukosit dan sel mesenkim.
                      • Fibroblas memiliki ciri-ciri, antara lain bentuk sel besar, pipih, bercabang-cabang (cabang-cabangnya langsing), jika dilihat dari samping, berbentuk gelendong (fusiform), inti sel berbentuk lonjong (memanjang), dan memiliki satu atau dua anak inti serta sedikit granula kromatin yang halus.
                      • Makrofag memiliki ciri-ciri, antara lain tidak beraturan, bercabang-cabang pendek dan lebur arau kecil dan panjang, membran plasma terlipat-lipat, jika dirangsang dapat melakukan gerakan amuboid, serta bersifat fagositosis (memakan zat-zat buangan, sel mari, bakteri, benda asing, dan sel darah yang keluar dari pembuluh darah). Makrofag berfungsi pada reaksi imunologis tubuh dan sekresi enzimenzim, misalnya lisozim, elastase, kolagenase, dan agen anti virus interferon. 
                      • Sel lemak merupakan sel yang telah berdiferensiasi sempurna dan tidak mampu membelah diri lagi. Sebelum berisi lemak, sel berbentuk seperti fibroblas. Jika lemak dipakai, sel akan mengerut. 
                      • Mast cell (sel tiang) berbentuk lonjong, tidak teratur, kadang-kadang memiliki pseudopodia yang pendek, serta berinti kecil yang tertutup oleh granula-granula. Sel tiang menghasilkan sejenis antikoagulan heparin dan histamin. Heparin berfungsi dalam pembekuan darah, sedangkan histamin berfungsi untuk meningkatkan permeabilitas pembuluh darah kecil. 
                      • Sel plasma mirip dengan limfosit, mengandung banyak sitoplasma, dan memiliki jari-jari roda di tepi inti sel yang terbentuk dari gumpalan kromatin. Sel plasma berfungsi untuk menghasilkan antibodi. Sel plasma jarang ditemukan pada jaringan ikat, tetapi sering ditemukan pada membran serosa, jaringan limfoid, serta di bawah membran epitel yang basah pada saluran pencernaan dan pernapasan. 
                      • Sel pigmen mengandung pigmen (kromatofor). Sel pigmen terdapat pada jaringan ikat padat kulit, lapisan koroid mata, dan pia mater (membran halus yang membungkus otak). Sel pigmen jenis melanosit mengandung melanosom. Melanosom merupakan badan yang memiliki membran berbentuk lonjong berisi pigmen melanin. Pigmen melanin berfungsi untuk menyerap cahaya.
                      • Leukosit (sel darah putih) diangkut oleh sirkulasi darah, tetapi melakukan fungsinya di luar pembuluh darah sehingga dapat ditemukan pada jaringan ikat. Leukosit melakukan gerakan ameboid menerobos dinding-dinding pembuluh darah dan menyusup ke dalam jaringan ikat. Leukosit berfungsi sebagai pertahanan terhadap benda asing. Jenis leukosit, yaitu limfosit, monosit, neutrofil, basofil, dan asidofil (eosinofil). 
                      • Sel mesenkim merupakan sel embrional yang masih dapat ditemukan pada orang dewasa, berukuran lebih kecil daripada fibroblas, dan berbentuk seperti bintang karena memiliki banyak tonjolan memanjang yang mengecil di bagian ujungnya. Sel ini ditemukan di sepanjang pembuluh darah kapiler. Sel mesenkim akan berdiferensiasi menjadi jenis sel penyusun jaringan ikat longgar atau menjadi sel Otot polos pada pembuluh darah yang cedera. 


                      3. Jenis-Jenis Jaringan Ikat

                      Jaringan ikat dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu jaringan ikat sejati, jaringan ikat cair, dan jaringan ikat penyokong.
                       
                      a. Jaringan Ikat Sejati

                      Jaringan ikat sejati dibedakan menjadi jaringan ikat longgar dan ikat padat. Sedangkan jaringan ikat longgar dibagi menjadi 4 jenis, yaitu jaringan mukosa, jaringan aerolar, jaringan lemak (adiposa) dan jearingan retikular.

                      1) Jaringan Ikat Longgar
                      • Jaringan mukosa merupakan jaringan embrional yang muncul sementara saat pembentukan jaringan ikat.
                      • Jaringan areolar merupakan jaringan yang terdapat di antara kulit dengan otot yang berfungsi sebagai pembungkus jaringan / organ lain 
                      • Jaringan lemak (adiposa) merupakan jaringan yang tersusun sel-sel lemak dan berfungsi sebagai  bantalan pelindung organ, cadangan makanan, dan insolator penjaga suhu tubuh.
                      • Jaringan retikular tersusun dari jaringan-jaringan serat retikular dan sel-sel dengan sitoplasma yang bercabang panjang.

                      2) Jaringan Ikat Padat

                      Jaringan ikat padat bersifat tidak elastis, karena tersusun dari serat-serat yang berhimpitan padat dengan sedikit sel dan substansi dasar. Jaringan ikat padat dibagi menjadi 2 yaitu jaringan ikat padat teratur dan tidak teratur.
                      • Jaringan ikat padat teratur tersusun dari serat-serat kolagen yang berhimpitan secara paralel dan sangat kuat.
                      • Jaringan ikat padat tidak teratur berbentuk seperti lembaran-lembaran dengan serat-serat membentuk anyaman kasar dan kuat.

                      b. Jaringan Ikat Cair

                      Jaringan ikat cair tersusun matriks yang berupa cairan yang mengandung protein. Jaringan ikat cair dibagi menjadi 2 jenis yaitu jaringan darah dan jaringan limfa.

                      1) Jaringan Darah

                      Darah terdiri atas plasma darah, trombosit (keping-keping darah), dan sel-sel darah berupa eritrosit (sel darah merah) dan leukosit (sel darah putih)
                      • Plasma darah berupa cairan yang mengandung berbagai macam protein, asam amino, peptida, enzim, hormon, vitamin, dan mineral. 
                      • Trombosit berbentuk lempengan, tidak bernukleus, dan berfungsi dalam pembekuan darah agar darah tidak keluar jika terjadi luka pada pembuluh darah.
                      • Sel Darah merupkan komponen darah yang terdiri dari eritrosit dan leukosit. Eritrosit berbentuk bulat dengan lekukan pada bagian sentral (bikonkaf), tidak bernukleus, dan memiliki sitoplasma yang mengandung hemoglobin untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida. Leukosit bentuknya bervariasi karena bergerak ameboid, bernukleus, dan berfungsi untuk pertahanan tubuh dari infeksi.

                      2) Jaringan Limfa (Getah Bening)

                      Limfa atau disebut juga getah bening merupakan cairan yang dikumpulkan dari jaringan-jaringan dan kembali ke aliran darah. Jaringan Limfa terdiri dari antibodi, nodus limfa dan limfa.
                      • Antibodi dan sel-sel yang sebagian besar berupa limfosit akan ditambahkan pada saat limfa melewati nodus limfa. 
                      • Nodus limfa terdapat di dalam tonsil, limpa, timus, dan sepanjang saluran pencernaan. 
                      • Limfa yang mengalir dari dinding usus halus berwarna seperti susu karena mengandung lemak. 

                      c. Jaringan Ikat Penyokong

                      Jaringan ikat penyokong merupakan jaringan kerangka yang berfungsi sebagai penyokong tubuh. Jaringan ikat penyokong meliputi jaringan tulang rawan (kartilago) dan tulang keras (osteon). Tulang rawan dan tulang keras tersusun dari sel, serat, dan substansi dasar. Serat dan substansi dasar tersebut membentuk matriks. 

                      1) Jaringan Tulang Rawan (kartilago) 
                      • Jaringan ini tersusun dari sel-sel tulang rawan kondrosit dan matriks yang mengandung kondroitin sulfat. 
                      • Kondrosit berbentuk bulat atau lonjong serta memiliki inti dan beberapa anak inti. 
                      • Kondrosit berada di dalam rongga kecil yang disebut lakuna
                      • Sel tulang rawan yang masih muda disebut kondroblas
                      • Tulang rawan dibungkus oleh lapisan perikondrium
                      • Jaringan tulang rawan tidak memiliki saraf dan bersifat avaskuler (tidak memiliki pembuluh darah dan pembuluh limfa).
                       

                      Berdasarkan perbedaan kandungan senyawa pada matriksnya, jaringan tulang rawan dibedakan menjadi tiga macam yaitu tulang rawan hialin, tulang rawan elastik, dan tulang rawan fibroblas (fibrokartilago).

                      2) Jaringan Tulang Keras (Osteon) 
                      • Osteon merupakan penyusun kerangka tubuh yang tersusun dari komponen nonseluler berupa matriks dan komponen seluler. 
                      • Matriks tulang sangat padat dan kaku dan mengandung substansi semen glikosaminoglikans (protein polisakarida), serat osteokolagen, garam anorganik kalsium fosfat, kalsium karbonat, sedikit kalsium florida, serta magnesium florida. 

                      Komponen seluler osteon ada empat macam, yaitu sebagai berikut. 
                      • Osteoprogenitor merupakan sel induk dari osteoblas dan osteoklas yang berasal dari mesenkim. 
                      • Osteoblas terdapat pada permukaan tulang dan berfungsi menyintesis unsur organik matriks tulang, seperti kolagen dan glikoprotein. Osteoblas mengandung enzim fosfatase alkali yang berfungsi dalam proses kalsifikasi (pengapuran) sehingga matriks menjadi keras.
                      • Osteosit (sel tulang) adalah osteoblas yang tertimbun di dalam matriks. Osteosit berada di dalam lakuna, yaitu rongga berbentuk lonjong bikonveks.  
                      • Osteoklas disebut juga giant cell karena berukuran besar serta berinti banyak (3—6 buah) dengan jumlah anak inti yang bervariasi. Osteoklas mengeluarkan kolagenase dan enzim proteolitik yang berfungsi dalam proses resorpsi tulang atau osteolisis (penghancuran tulang). 

                      Berdasarkan strukturnya, tulang keras dibedakan menjadi dua macam, yaitu tulang spongiosa (spons) dan tulang kompak
                      • Tulang spongiosa (tulang spons) adalah tulang yang memiliki rongga-rongga serta tersusun dari trabekula (lamela-lamela dengan lakuna yang mengandung osteosit) dan lempeng lempeng yang saling berhubungan.
                      • Tulang kompak tidak memiliki rongga dan terletak di bagian luar tulang spons. Tulang kompak terdiri atas berjuta-juta sistem Havers yang tersusun menurut sumbu panjang tulang. 


                      C. Jaringan Otot

                      Jaringan otot mempunyai kemampuan kontraksi untuk menggerakkan tulang atau rangka tubuh, sehingga otot disebut dengan alat gerak aktif. Jaringan otot tersusun dari sel-sel atau serat-serat otot yang tergabung dalam berkas-berkas. 

                      Sel otot memiliki membran plasma yang disebut sarkolema dan berisi sitoplasma yang disebut sarkoplasma. Serat otot disebut miofibril. Miofibril terdiri atas satuan-satuan yang lebih kecil disebut miofilamen. 

                      Miofilamen tebal mengandung miosin, sedangkan miofilamen tipis mengandung aktin. Aktin dan miosin menyebabkan sel otot bersifat kontrakril. Pada setiap miofibril, terdapat beberapa unit pita gelap dan pita terang yang disebut sarkomer.

                      Di dalam tubuh, terdapat tiga rnacam jaringan otot yaitu otot polos, otot rangka (otot lurik), dan otot jantung.


                      1. Jaringan Otot Polos

                      Jaringan otot polos memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
                      • Sel otot polos berbentuk gelendong dengan kedua ujung meruncing dan bagian tengah lebih lebar. 
                      • Selnya berukuran panjang 30-200 μm dan berdiameter 5-10 μm. 
                      • Sel otot polos memiliki satu inti berbentuk oval di tengah sel, dan selnya tidak memiliki pita gelap dan pita terang sehingga disebut otot polos. 
                      • Aktivitasnya lambat, terapi mampu berkontraksi dalam jangka waktu yang lama dan tidak cepat lelah. 
                      • Sistem sarafnya otonom (saraf tak sadar), baik saraf simpatik (bekerja mempercepat) maupun saraf parasimpatik (bekerja memperlambat). 
                      • Otot polos merupakan otot involunter (otot tak sadar) karena gerakannya tidak menuruti perintah yang diinginkan.
                      • Jaringan otot polos terdapat pada saluran pencernaan makanan (yang membuat gerakan peristaltik), dinding pembuluh darah, pembuluh limfa, saluran pernapasan, saluran reproduksi, kandung kemih, dermis, iris, dan korpus siliaris pada mata. 

                      2. Jaringan Otot Lurik (Otot Rangka)

                      • Jaringan otot rangka disebut otot rangka karena melekat pada tulang rangka (daging). 
                      • Jaringan otot rangka berwarna merah muda karena mengandung pigmen di dalam serat-seratnya dan memiliki banyak pembuluh darah. 
                      • Sel otot rangka berbentuk silindris panjang, berukuran panjang 1-40 mm dan berdiameter 10-100 μm.
                      • Inti berbentuk lonjong dan banyak jumlahnya di pinggir sel (sekitar 35 inti setiap mm panjang serat).
                      • Banyak mengandung mitokondria, serta memiliki miofibril yang menunjukkan pita gelap dan pita terang seperti pola lurik. 
                      • Otot lurik merupakan otot volunter (otot sadar) yang bekerja di bawah pengaruh saraf sadar
                      • Cepat bereaksi jika terdapat stimulus (rangsangan), kontraksinya kuat, tetapi cepat lelah. 
                      • Ujung-ujung sel meruncing, tetapi agak membulat pada perbatasan otot dengan tendon. 
                      • Otot dapat bertambah besar akibat latihan karena terjadi penebalan pada serat-serat otot (hipertrofi), bukan karena bertambah banyaknya serat otot.

                      3. Jaringan Otot Jantung

                      • Jaringan otot ini hanya terdapat di jantung sehingga disebur otot jantung. 
                      • Sel otot jantung disebut kardiosit berbentuk silindris dengan ujung bercabang dua atau lebih. 
                      • Percabangan di ujung sel jantung disebut sinsitium
                      • Antara kardiosit satu dengan kardiosit yang lainnya saling berhubungan di suatu tempat yang disebut diskus interkalar
                      • Miofibril menunjukkan pita gelap dan pita terang sehingga berlurik-lurik. 
                      • Otot jantung berukuran panjang sekitar 50-100 μm, berdiameter 10-20 μm, dan banyak mengandung mitokondria. 
                      • Otot jantung merupakan otot involunter (tak sadar) yang dikendalikan oleh saraf otonom, baik saraf simpatik yang mempercepat denyut jantung, maupun saraf parasimpatik yang memperlambat denyut jantung. 
                      • Pada permukaan dalam jantung terdapat sel khusus berukuran lebih besar dan lebih tebal, disebut serat Purkinje. Serat Purkinje berperan dalam sistem penghantar rangsangan.

                      D. Jaringan Saraf

                      Jaringan saraf tersusun dari sel saraf (neuron) dan sel penyokong (neuroglia).Neuroglia adalah sel berukuran kecil, menghasilkan mielin yang berfungsi sebagai penyokong neuron-neuron dan menyatukan jaringan pada susunan saraf pusat. 

                      Sepanjang hidup, sel saraf (neuron) tidak dapat melakukan pembelahan (regenerasi), tetapi dapat pulih kembali sesudah mengalami cedera pada tingkat tertentu. 

                      Bagian-bagian sel saraf / neuron adalah: Badan Sel, Nukleus, Dendrit, Akson, Selubung Mielin, Sel Schwan, dan Nodus Ranvier.



                      Fungsi bagian-bagian sel saraf

                      1. Dendrit berfungsi sebagai reseptor penerima rangsang (neurotransmitter).
                      2. Badan sel berfungsi untuk meneruskan rangsang dari dendrit akson.
                      3. Akson berfungsi untuk meneruskan rangsang.
                      4. Nodus ranvier, merupakan bagian neurit yang tidak terbungkus selubung mielin. Berfungsi sebagai loncatan untuk mempercepat gerakan rangsang.
                      5. Akson terminal berfungsi untuk menghubungkan sel saraf satu dengan lainnya.
                      6. Sel schwann berfungsi untuk membantu mempercepat rangsang, membatu menyediakan nutrisi neuron dan membatu regenerasi sel saraf.
                      7. Selubung myelin, merupakan struktur yang terbentuk oleh sel-sel schwann dan bersifat isolator rangsang.
                      8. Nukleus/ inti sel, berfungsi mengotrol seluruh kegiatan sel saraf. 
                       

                      E. Latihan Soal

                      SOAL UJI KOMPETENSI BAB STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN

                      F. Sumber & Referensi

                      • Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Penerbit Erlangga, Jakarta.

                      0 Response to "Struktur dan Fungsi Jaringan Hewan - Materi Biologi Kelas 11 SLTA/SMA/MA"

                      Post a Comment

                      Iklan Atas Artikel

                      Iklan Tengah Artikel 1

                      Iklan Tengah Artikel 2

                      Iklan Bawah Artikel